Manajemen Stratejik PT. Pertamina (Persero)
Sejarah PT.
Pertamina
Dengan pengalaman lebih dr
60 tahun, Pertamina semakin percaya diri untuk berkomitmen menjalankan
kegiatan bisnisnya secara profesional dan penguasaan teknis yang tinggi mulai
dari kegiatan hulu sampai hilir.Berorientasi pada kepentingan pelanggan juga
merupakan suatu hal yang menjadi komitmen Pertamina,agar dapat berperan dalam
memberikan nilai tambah bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Upaya perbaikan dan inovasi sesuai tuntutan
kondisi global merupakan salah satu komitmen Pertamina dalam setiap kiprahnya
menjalankan peran strategis dalam perekonomian nasional. Semangat terbarukan
yang dicanangkan saat ini merupakan salah satu bukti komitmen Pertamina dalam
menciptakan alternatif baru dalam penyediaan sumber energi yang lebih efisien
dan berkelanjutan serta berwawasan lingkungan. Dengan inisatif dalam
memanfaatkan sumber daya dan potensi yang dimiliki untuk mendapatkan sumber
energi baru dan terbarukan di samping bisnis utama yang saat ini dijalankannya,
Pertamina bergerak maju dengan mantap untuk mewujudkan visi perusahaan, Menjadi
Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.
Mendukung visi tersebut, Pertamina menetapkan
strategi jangka panjang perusahaan, yaitu “Aggressive in Upstream, Profitable
in Downstream”, dimana Perusahaan berupaya untuk melakukan ekspansi bisnis hulu
dan menjadikan bisnis sektor hilir migas menjadi lebih efisien dan
menguntungkan.
Pertamina menggunakan landasan yang kokoh dalam
melaksanakan kiprahnya untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan dengan
menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang sesuai dengan standar global best
practice, serta dengan mengusung tata nilai korporat yang telah dimiliki dan
dipahami oleh seluruh unsur perusahaan, yaitu Clean, Competitive, Confident,
Customer-focused, Commercial dan Capable. Seiring dengan itu Pertamina juga
senantiasa menjalankan program sosial dan lingkungannya secara terprogram dan
terstruktur, sebagai perwujudan dari kepedulian serta tanggung jawab perusahaan
terhadap seluruh stakeholder-nya.
Sejak didirikan pada 10 Desember 1957, Pertamina
menyelenggarakan usaha minyak dan gas bumi di sektor hulu hingga hilir. Bisnis
sektor hulu Pertamina yang dilaksanakan di beberapa wilayah di Indonesia dan
luar negeri meliputi kegiatan di bidang-bidang eksplorasi, produksi, serta
transmisi minyak dan gas. Untuk mendukung kegiatan eksplorasi dan produksi
tersebut, Pertamina juga menekuni bisnis jasa teknologi dan pengeboran, serta
aktivitas lainnya dalam rangka mengembangkan sumber energi yang berkelanjutan
atau Sustainable Energy. Dalam pengusahaan migas baik di dalam dan luar negeri,
Pertamina beroperasi baik secara independen maupun melalui beberapa pola kerja
sama dengan mitra kerja yaitu Kerja Sama Operasi (KSO), Joint Operation Body
(JOB), Technical Assistance Contract (TAC), Indonesia Participating/ Pertamina
Participating Interest (IP/PPI), dan Badan Operasi Bersama (BOB).
Aktivitas eksplorasi dan produksi panas bumi oleh
Pertamina sepenuhnya dilakukan di dalam negeri dan ditujukan untuk mendukung
program pemerintah menyediakan 10.000 Mega Watt (MW) listrik tahap kedua.
Sektor hilir Pertamina meliputi kegiatan
pengolahan minyak mentah, pemasaran dan niaga produk hasil minyak, gas dan
petrokimia, dan bisnis perkapalan terkait untuk pendistribusian produk
Perusahaan. Kegiatan pengolahan terdiri dari: RU II (Dumai), RU III (Plaju), RU
IV (Cilacap), RU V (Balikpapan), RU VI (Balongan) dan RU VII (Sorong).
Selanjutnya, Pertamina juga mengoperasikan Unit
Kilang LNG Arun (Aceh) dan Unit Kilang LNG Bontang (Kalimantan Timur).
Sedangkan produk yang dihasilkan meliputi bahan bakar minyak (BBM) seperti
premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, minyak bakar dan Non BBM
seperti pelumas, aspal, Liquefied Petroleum Gas (LPG), Musicool, serta
Liquefied Natural Gas (LNG), Paraxylene, Propylene, Polytam, PTA dan produk
lainnya.
Selain itu Direktorat Gas, Energi Baru dan
Terbarukan mengelola bisnis Gas, Power, dan NRE sebagai core business Pertamina
untuk memperkuat business positioning dan daya saing, mengoptimalkan profit
serta mendukung business sustainability Perseroan. Dengan Strategi:
Mengembangkan penguasaan pasar Gas, Power, dan
NRE dengan mengamankan sisi pasokan, serta meng-create dan memperluas pasar
untuk mengembangkan skala bisnis melalui optimalisasi bisnis eksisting dan
penguasaan resources baru.
Ekspansi pasar baru untuk mengakselerasi bisnis
Direktorat GEBT di bidang Gas, Power, dan NRE
Mengembangkan resources dan bisnis baru sebagai
new growth engine
Ekspansi pasar baru untuk mengakselerasi bisnis
Direktorat GEBT di bidang Gas, Power, dan NRE
Mengembangkan resources dan bisnis baru sebagai
new growth engine.
Struktur PT.
Pertamina
Visi
Menjadi Perusahaan Energi Nasional
Kelas Dunia
Misi
Menjalankan Usaha Minyak, Gas, Serta
Energi Baru dan Terbarukan Secara Terintegrasi, Berdasarkan Prinsip-Prinsip
Komersial Yang Kuat
Tujuan dan Prinsip PT. Pertamina
Pertamina memiliki tata nilai
sebagai komitmen perusahaan untuk mewujudkan visi dan misinya berdasarkan
standar global dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance). Nilai-nilai Pertamina disebut dengan 6C, terdiri dari Clean,
Competitive, Confident, Customer Focus, Commercial dan Capable, dan nilai-nilai
ini wajib diketahui dan menjadi pedoman bagi seluruh karyawan dalam
beraktivitas. Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat
menjadi pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Penerapan tata nilai 6C didasarkan pada Surat Keputusan Direktur Utama PT
Pertamina (Persero) No.Kpts-022/ COOOOO/2013-S0 Tentang Penerapan Tata Nilai 6C
01 Pertamina dan Anak Perusahaan (Operational Holding).
BERSIH
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asasasas tata kelola korporasi yang baik.
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asasasas tata kelola korporasi yang baik.
PERCAYA DIRI
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan membangun kebanggaan bangsa.
KOMERSIAL
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
KOMPETITIF
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.
FOKUS PADA PELANGGAN
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
BERKEMAMPUAN
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.
Sasaran PT. Pertamina:
Sebagai perusahaan
energi terbesar dalam skala nasional pertamina memiliki kuasa untuk memonopoli
perdagangan dalam bidang energi yang membuat sasaran mereka terbuka sangat
luas.
Analisis SMART
:
MEASURABLE : Measurable merupakan indikator kejelasan, kongkrit, dan terukur serta mampu menjadi motivasi bagi karyawan. Dalam perkembangannya Pertamina memiliki tata nilai sebagai komitmen perusahaan untuk mewujudkan visi dan misinya berdasarkan standar global dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)
APLIKABLE : Kegiatan usaha di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu minyak dan gas bumi, energi baru dan terbarukan, serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi, yaitu minyak dan gas bumi, energi baru dan terbarukan tersebut serta pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perusahaan. Misalnya, pertamina selalu memberikan inovasi sesuai kebutuhan masyarakat contohnya tabung gas lpg 3kg yang harganya relatif lebih murah dibanding tabung 12kg.
RELIABLE : Jika dilihat dari sejarah panjangnya, PT. Pertamina memang selalu mengikuti perkembangan zaman dan berusaha menemukan ceruk peluang di dalamnya, terbukti dengan inovasi yang mereka lakukan, tidak menutup kemungkinan pertamina akan membuat produk yang kekinian seperti tabung gas kecil untuk nesting dan sebagainya yang sesuai dengan tuntutan kondisi
TIME ABLE : Di tahun 2016, PT. Pertamina nilai obligasinya mencapai USD 8,750 sedangkan tahun lalu nilai obligasi pertamina masih mencapai nilai yang berkisar di angka USD 8,750 hal tersebut membuktikan bahwa PT. Pertamina masih mempertahankan posisinya dengan tanpa mengalami penurunan.
ANALISIS SWOT PT.
PERTAMINA (PERSERO)
A.
Strength (Kekuatan)
Kekuatan internal pada PT.
PERTAMINA (Persero):
1.
Menyediakan produk yang berkualitas tinggi
Produk dari PERTAMINA sudah
memiliki pengakuan dari dunia internasional. Diantaranya produk oli dari
PERTAMINA yang sudah memiliki sertifikat ISO.
2.
Memiliki pelayanan yang baik
Untuk pelayanan, sudah dapat
mendistribusikan produknya ke seluruh penjuru Indonesia bahkan sampai ke
daerah-daerah terpencil.
3.
Sumber daya manusia yang handal
SDM di PT PERTAMINA (PERSERO)
merupakan orang-orang yang sudah profesional di bidangnya. Memiliki kemampuan
dan pengalaman yang sudah teruji. Selain itu pelatihan dan seminar yang
berhubungan dengan dunia bisnis banyak diikuti oleh para karyawan, yang dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuannya.
4.
Pengalaman di bidang migas
PERTAMINA sudah bergerak di
bidang migas di indonesia sejak tahun 1968. Dengan pengalaman yang cukup lama
di bidang migas, faktor ini dapat menjadi salah satu nilai tambah. Pengalaman
dan pengakuan dari dunia internasional berhubungan dengan dunia migas
menjadikan PERTAMINA cukup disegani dibidang migas.
5.
Penggunaan teknologi informasi yang terintegrasi
Teknologi informasi di PERTAMINA
sudah terintegrasi dan mendukung proses bisnis perusahaan. Dengan adanya Divisi
SBTI, ini menunjukkan adanya kepedulian yang cukup tinggi dari pihak manajemen
untuk mengembangkan teknologi informasi.
B.
Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan internal pada PT.
PERTAMINA (Persero):
1.
Kurangnya modal
Kendala PERTAMINA saat ini
adalah kekurangannya modal dalam hal kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber
daya alam, sehingga pihak manajemen membangun kerjasama dengan pihak asing
untuk melakukan tersebut.
2.
Masalah birokrasi yang menghambat kinerja
Birokrasi yang terlalu rumit
menghambat proses pengambilan keputusan karena terlalu banyak waktu yang
terbuang untuk menjalankan suatu keputusan.
3.
Penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan
Sumber daya manusia di PT.
PERTAMINA banyak yang penempatan dan penggunaannya tidak maksimal sehingga
menggurangi efektifitas dan efisiensi perusahaan.
4.
Jumlah armada yang kurang
Peningkatan permintaan pasar
yang membutuhkan arus distribusi barang yang tinggi dapat terhambat dengan
kurangnya jumlah armada pengangkut barang yang ada sekarang ini.
5.
Ketergantungan pasokan pada satu pemasok, sehingga apabila terjadi
keterlambatan pasokan produk akan mengganggu operasional perusahaan.
C.
Opportunities (Peluang)
Peluang eksternal pada PT.
PERTAMINA (Persero):
1.
Pasar bisnis yang masih tinggi
Penggunaan migas yang merupakan
salah satu kebutuhan pokok dunia saat ini membuat permintaan akan produk ini
tetap tinggi walaupun terjadi gejolak harga.
2.
Harga jual yang murah
PERTAMINA dapat menjual BBM
dengan harga murah karena pemanfaatan dari subsidi pemerintah. Hal ini dapat
digunakan PERTAMINA sebagai salah satu kesempatan untuk menguasai pasar migas
di Indonesia.
3.
Sumber daya migas yang masih cukup tinggi
Sumber cadangan migas yang
tersedia di Indonesia masih cukup banyak yang belum tereksplorasi. Cadangan
minyak ini dapat digunakan PERTAMINA untuk meningkatkan penjualan dalam
memenuhi permintaan pasar.
4.
Produk (dengan nilai oktan tinggi yang menghasilkan pembakaran yang lebih
bersih, non subsidi) yang bisa jadi menggantikan dominasi penjualan premium.
5.
Sebagai pemimpin dalam pasar Bahan Bakar Minyak (BBM)
PT. PERTAMINA (Persero) memiliki
kesempatan unuk megubah pelayanan yang kurang baik dan mengubah Image yang
tertancap dibenak konsumennya, menjadikan Konsumennya menjadi konsumen yang
memiliki Loyalitas tinggi pada PT. PERTAMINA (Persero).
D.
Threats (Ancaman)
Ancaman eksternal pada PT.
PERTAMINA (Persero):
1.
Masuknya pihak swasta untuk beroperasi di bidang Non-BBM
Dengan masuknya pihak swasta
yang bergerak di bidang Non-BBM cakupan pasar PERTAMINA dalam hal Non-BBM
seperti oli menjadi berkurang. Hal ini menjadikan pendapatan PERTAMINA menjadi
berkurang.
2.
Makin banyaknya pihak swasta yang melakukan eksplorasi migas di wilayah
Indonesia.
Pihak swasta yang melakukan
eksplorasi Migas di Indonesia kadang mempunyai dana dan peralatan yang lebih
bagus dibanding PERTAMINA hal ini menyebabkan lahan minyak mentah yang kaya
akan cadangan minyak akhirnya dikelola oleh pihak swasta.
3.
Pengaruh Intervensi
Dikarenakan PERTAMINA merupakan
perusahaan multi internasional, maka adanya pengaruh-pengaruh intervensi di
dalam tubuh PERTAMINA khususnya pada posisi manajemen strategis seperti dewan
komisaris. Intervensi ini menyebabkan terbatasnya ruang gerak manajemen untuk
menentukan kebijakan yang akan diambil.
4.
Pasar bebas
Dengan adanya pasar bebas,
perusahaan asing yang bergerak di bidang migas diperbolehkan untuk memasarkan
hasil produksinya di wilayah Indonesia. Hal ini akan meningkatkan persaingan
bisnis yang ketat.
5.
Image bahwa produk yang ditawarkan kompetior (Shell dan Petronas) memiliki
tingkat kualitas yang lebih baik menjadikan ketertarikan konsumen untuk
berganti produk konsumsi.
Integrated Supply Chain :
Melakukan kegiatan perencanaan rantai suplai untuk minyak mentah, BBM, BBK, LPG, serta intermedia. Kegiatan perencanaan yang dilakukan meliputi simulasi Optimasi Hilir, valuasi, kegiatan analisa kondisi pasar, prediksi harga dasar dan landed price untuk mendukung pencapaian target perusahaan.
Perencanaan dan
Optimalisasi Hilir :
Optimasi hilir merupakan serangkaian kegiatan
yang dilakukan secara terintegrasi dalam upaya pencapaian target perusahaan.
Kegiatan optimasi hilir meliputi namun tidak
terbatas pada perencanaan suplai dan kebutuhan minyak mentah dan produk kilang,
distribusi produk kilang, penyediaan dana, strategi penjualan, usulan
rekomendasi penyempurnaan pola suplai dan sarana fasilitas seperti aspek
kilang, jetty, infrastruktur, inventory, transportasi, pola suplai, serta
evaluasi biaya dan losses baik dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka
panjang.
Kegiatan optimasi hilir menggunakan tools linier
programming (LP) dalam 2 tahap (iterasi hingga optimum dengan LP global dan LP
individu RU’s) untuk menghasilkan optimasi pengolahan dan produksi Kilang.
Hasil optimasi ini kemudian diolah menggunakan tools LP Supply &
Distribution untuk menghasilkan optimasi pola suplai dan distribusi produk
kilang.
Penjadwalan Suplai
Hasil Optimasi Produksi Kilang yang dilakukan
pada saat perencanaan Optimasi Hilir, kemudian akan dijadikan acuan untuk
Perencanaan Penjadwalan Supply Crude pada rapat Master Program Crude bulanan.
Pada saat Rapat Master Program Crude Bulanan ini,
semua pihak yang terlibat dari Direktorat Pengolahan, Fungsi Perkapalan serta
ISC akan melakukan penjadwalan supply Crude dari KKKS dan Impor agar kondisi
stok Crude di tiap-tiap Refinery sesuai dengan alokasi produksi pada
perencanaan Optimasi Hilir
Rapat Master Program Crude ini menggunakan tools
Web Stock Simulation Crude sehingga kondisi stok dan penjadwalan supply dapat
dimonitor oleh semua pihak terkait. Simulasi Master Program Crude pada bulan
berjalan diupdate setiap 7 harian.
Transformasi Digital untuk Tingkatkan Daya Saing
Perusahaan
Dalam upaya meningkatkan kinerja serta daya saing
perusahaan, Pertamina RU VI menyelenggarakan kegiatan Digital
Roadshow. Kegiatan ini dihadiri General Manager RU VI Joko Widi Wijayanto
beserta tim manajemen, Ketua Umum SPPBB Tri Wahyudi, dan pekerja RU VI
Acara berlangsung di Gedung Patra Ayu Perumahan Pertamina Bumi Patra.
Joko Widi Wijayanto mengatakan, digitalisasi
mengandung makna bagaimana RU VI mengolah data. “Perusahaan yang maju adalah
perusahaan-perusahaan yang bisa mengolah data secara digital. Kita harus bisa
mengelola data semua peralatan kilang, baik itu jumlahnya, kondisinya, untuk
dipakai dalam monitoring, dan pemeliharaan. Jadi kalau kita tidak memiliki data
peralatan secara memadai, ketinggalan kita,” tegas Joko.
Ia juga menegaskan pengelolaan data SDM secara
digital juga diperlukan. Joko menginstruksikan agar seluruh pekerja RU VI
membuka wawasan tentang aplikasi digital yang bisa diterapkan di RU VI.
“Proses digitalisasi sudah merupakan keharusan dan tetap dilanjutkan sebagai
salahs atu upaya menghadapi tantangan bisnis yang semakin dinamis,” ujarnya..
sumber daya saing : https://www.pertamina.com/id/news-room/energia-news/transformasi-digital-untuk-tingkatkan-daya-saing-perusahaan
Value Chain
Pusat dari teori Michael E. Porter adalah marjin Marjin = nilai produk dan jasa – biaya perusahaan menciptakan nilai dengan melaksanakan aktivitas, yang disebut Porter dgn Aktivitas Nilai (value activity). Analisis value chain bisa diakses video melalui : https://www.youtube.com/watch?v=G8MP4N5ZWn4
MATRIKS IFAS, EFAS, SFAS dan SWOT
A.
Matriks IFAS (Internal Factors Analysist
Summary)
No.
|
Faktor Strategis Internal
|
Bobot
|
Peringkat
|
Terbobot
|
Strength (Kekuatan)
|
||||
1.
|
Menyediakan
produk yang berkualitas tinggi
|
0,20
|
4
|
0,80
|
2.
|
Memiliki
pelayanan yang baik
|
0,07
|
2
|
0,14
|
3.
|
Sumber
daya manusia yang handal
|
0,06
|
3
|
0,18
|
4.
|
Pengalaman
di bidang migas
|
0,14
|
4
|
0,56
|
5.
|
Penggunaan
teknologi informasi yang terintegrasi
|
0,05
|
2
|
0,10
|
0,52
|
1,78
|
|||
Weakness (Kelemahan)
|
||||
1.
|
Kurangnya
modal
|
0,15
|
3
|
0,45
|
2.
|
Masalah
birokrasi yang menghambat kinerja
|
0,05
|
2
|
0,10
|
3.
|
Penempatan karyawan yang
tidak sesuai dengan kemampuan
|
0,09
|
3
|
0,27
|
4.
|
Jumlah
armada yang kurang
|
0,11
|
2
|
0,22
|
5.
|
Ketergantungan
pasokan pada satu pemasok
|
0,08
|
1
|
0,08
|
0,48
|
1,12
|
|||
Total
|
1,00
|
2,90
|
B. Matriks
EFAS (Eksternal Factors Analysist Summary)
No.
|
Faktor Strategis Eksternal
|
Bobot
|
Peringkat
|
Terbobot
|
Opprtunities
(Peluang)
|
||||
1.
|
Pasar
bisnis yang masih tinggi
|
0,10
|
3
|
0,30
|
2.
|
Harga
jual yang murah
|
0,11
|
4
|
0,44
|
3.
|
Sumber
daya migas yang masih cukup tinggi
|
0,08
|
2
|
0,16
|
4.
|
Produk, yang bisa jadi
menggantikan dominasi penjualan premium.
|
0,12
|
2
|
0,24
|
5.
|
Sebagai
pemimpin dalam pasar Bahan Bakar Minyak (BBM)
|
0,15
|
4
|
0,60
|
0,56
|
1,74
|
|||
Threats
(Ancaman)
|
||||
1.
|
Masuknya pihak swasta
untuk beroperasi dibidang Non-BBM
|
0,09
|
2
|
0,18
|
2.
|
Makin banyaknya pihak
swasta yang melakukan eksplorasi migas di wilayah Indonesia.
|
0,10
|
3
|
0,30
|
3.
|
Pengaruh
Intervensi
|
0,08
|
2
|
0,16
|
4.
|
Pasar
bebas
|
0,11
|
2
|
0,22
|
5.
|
Image bahwa produk yang
ditawarkan kompetior memiliki tingkat kualitas yang lebih baik
|
0,06
|
3
|
0,18
|
0,44
|
1,04
|
|||
Total
|
1,00
|
2,78
|
C.
D.
Matriks SWOT (Strength, Weakness, Opprtunities dan Threats)
IFAS
EFAS
|
Strength (S)
o Menyediakan produk yang berkualitas tinggi
o Memiliki pelayanan yang baik
o Sumber daya manusia yang handal
o Pengalaman di bidang migas
o Penggunaan teknologi informasi yang terintegrasi
|
Weakness (W)
o Kurangnya
modal
o Masalah
birokrasi yang menghambat kinerja
o Penempatan karyawan
yang tidak sesuai dengan kemampuan
o Jumlah armada
yang kurang
o Ketergantungan
pasokan pada satu pemasok
|
Opprtunities
(O)
o Pasar
bisnis yang masih tinggi
o Harga
jual yang murah
o Sumber
daya migas yang masih cukup tinggi
o Produk,
yang bisa jadi menggantikan dominasi penjualan premium.
o Sebagai
pemimpin dalam pasar Bahan Bakar Minyak (BBM)
|
Strategi (SO)
o
Melakukan strategi
pemasaran yang agresif.
o
Meningkatkan sistem
teknologi dan informasi untuk memenangkan kompetisi bersaing.
o
Memaksimalkan
pelayanan kepada konsumen
o
Menjaga kualitas dan
harga tetap seimbang agar tetep menjadi pemimpin pasar.
|
Strategi (WO)
o
Penempatan karyawan yang sesuai dengan kemampuannya.
o
Mengoptimalkan
kegiatan armada dalam kegiatan distribusi.
o
Mengoptimalkan
kegiatan eksplorasi.
o
Melakukan strategi
konservatif.
o
Memperbaiki manajemen
sumber daya perusahaan.
|
Threats (T)
o Masuknya pihak swasta untuk beroperasi dibidang Non-BBM
o Makin banyaknya pihak swasta yang melakukan eksplorasi
migas di wilayah Indonesia.
o Pengaruh Intervensi
o Pasar bebas
o Image bahwa produk yang ditawarkan kompetior memiliki
tingkat kualitas yang lebih baik
|
Strategi (ST)
o
Melakukan strategi
kompetitif.
o
Melakukan kegiatan
yang mandiri
o
Memaksimalkan sumber
daya yang ada untuk menghadapi era pasar bebas dan pesaing lain
o
Meningkatkan daya
saing melalui peningkatan kualitas armada, fasilitas, dan pelayanan yang
efisien.
o
Menjaga & meningkatkan
reputasi perusahaan guna memperkuat brand image di masyarakat.
|
Strategi (WT)
o
Melakukan strategi
defensif
o
Mengikuti perkembangan
jaman dengan cara mengadaptasikan teknologi terbaru.
o
Mengubah image dari
para konsumen bahwa produk pesaing memiliki kualitas yang lebih baik.
o
Meminimalisasi
birokrasi yang kompleks.
o
Melakukan diklat
terhadap SDM untuk menghadapi pasar bebas dan para pesaing.
|
Analisis SWOT adalah analisis mengenai kondisi internal perusahaan (IFAS) dan eksternal perusahaan (EFAS) yang selanjutnya akan dijadikan dasar dalam merancang suatu strategi perusahaan untuk mengatasi kelemahan yang ada,menghadapi ancaman baik yang sedang dihadapi maupun yang akan dihadapi, serta mempergunakan peluang yang ada dengan baik yang dilakukan melalui pengoptimalan kekuatan yang telah dimiliki oleh PT. PERTAMINA (Persero) dalam menghadapi persaingan.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada matriks evaluasi internal dan matriks evaluasi eksternal didapatkan besaran nilai dari masing-masing matriks tersebut, yang kemudian menjadi masukan untuk analisa kuadran.
Nilai Matriks Evaluasi Internal = Total Kekuatan – Total Kelemahan
= 1,78 – 1,12
= 0,66
Nilai Matriks Evaluasi Eksternal = Total Peluang – Total Ancaman
= 1,74 – 1,04
= 0,70
Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan atau dikenal dengan analisis kuadran yaitu kerangka empat kuadran yang menunjukan empat pilihan strategi, dan strategi manakah yang paling sesuai untuk dipilih oleh suatu organisasi atau perusahaan tertentu, dan dibawah ini adalah gambar yang menunjukkan posisi PT. PERTAMINA (Persero) yang digambarkan dalam analisis kuadran.
Dari matriks di atas dapat disimpulkan bahwa posisi PT. PERTAMINA (Persero) berada diantara kekuatan internal dan keuntungan ekstenal yang besar yaitu kuadaran I(satu).
Berdasarkan hasil pengolahan data pada matriks evaluasi internal dan matriks evaluasi eksternal didapatkan besaran nilai dari masing-masing matriks tersebut, yang kemudian menjadi masukan untuk analisa kuadran.
Nilai Matriks Evaluasi Internal = Total Kekuatan – Total Kelemahan
= 1,78 – 1,12
= 0,66
Nilai Matriks Evaluasi Eksternal = Total Peluang – Total Ancaman
= 1,74 – 1,04
= 0,70
Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan atau dikenal dengan analisis kuadran yaitu kerangka empat kuadran yang menunjukan empat pilihan strategi, dan strategi manakah yang paling sesuai untuk dipilih oleh suatu organisasi atau perusahaan tertentu, dan dibawah ini adalah gambar yang menunjukkan posisi PT. PERTAMINA (Persero) yang digambarkan dalam analisis kuadran.
Dari matriks di atas dapat disimpulkan bahwa posisi PT. PERTAMINA (Persero) berada diantara kekuatan internal dan keuntungan ekstenal yang besar yaitu kuadaran I(satu).
MATRIKS STRATEGI UMUM
Pertumbuhan
Pasar Tinggi
1. Penguasaan Pasar 1. Penguatan Pasar
2. Penetapan Pasar 2. Penetapan Pasar
3. Penguatan Produk 3. Peng.Produk
4. Integrasi horizontal 4. Integrasi kedepan
5. Penciutan bisnis 5. Integrasi kebelakang
6. Pengurangan 6. Integrasi horisontal
7. Diversifi Konsentrik
1.
Penciutan bisnis 1.Divers Konsentrik
2.
Likuidasi 2. Diversi Horisontal
3.
Divers Konsentrik 3.Diversi Konglomerasi
4.
Diversi Horisontal 4. Usaha Patungan
5.
Diversi Konglomerasi 5. Outsourching
6.
Pengurangan 6. Benchmarking
Pertumbuhan Pasar Rendah
Variasi
Strategi
Strategi Manajer Perusahaan dan
Kaitannya dengan Kuadran I
Pada kuadra I (SO Strategi) strategi
umum yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah memanfaatkan kekuatan dan
peluang untuk mendapat keuntungan semaksimal mungkin.
Strategi Diversifikasi Konsentrasi
(Consentric Diversification Strategy)
Pada kuadran I (SO strategi) strategi
umum yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan kekuatan
perusahaan untuk mengambil setiap keunggulan pada kesempatan yang ada.
Pengembangan produk (produk development)
Meningkatkan penjualan dengan cara
memperbaiki atau mengembang kan produk-produk yang sudah ada.
Strategi ini digunakan ketika :
a. Memasok minyak mentah sebanyak mungkin untuk diolah menjadi
produk-produk
yang unggul.
b. Mencari
jenis bahan bakar alternatif
c. mengembangkan infrastruktur dan marketing, serta
memperkuat struktur keuangan.
d. Menempatkan
harga produk relatif dapat dijangkau oleh masyarakat luas
Keterkaitannyadengankuadran I (S0
Strategi) :
PT.
PERTAMINA dapat memperbaiki kelemahannya terutama menyangkut harga penjualan dalam menghadapi ancaman
masuknya pendatang baru dari luar negeri.
Strategi manajer dan perusahaan
dan kaitannya dengan kuadran II
Pada
kuadran II (WO strategi) strategi umum yang dapat dilakukan oleh perusahaan
adalah dengan menjadikan setiap kekuatan untuk menghadapi setiap ancaman dengan
menciptakan diversifikasi untuk menciptakan peluang.
Penetrasi Pasar (Market
Penetration)
Meningkatkan
penjualan produk lam dan di tambah dengan variasi yang baru melaui promoasi dan
cara yang baru untuk menarik pelanggan pada pasar yang lama.
Strategi
ini di gunakan ketika:
a)
meningkatkan
promosi secara langsung, seperti pemberian kupon mengisi bbm gratis
b)
memberikan
produk sampel gratis
c)
memberikan
member pada pelanggan
d)
mengikuti
market dadakan atau even untuk memperkenalkan keunggulan bbm masing-masing
Keterkaitannyadengankuadran II :
Dengan memperbanyak promosi
diharapkan mampu menyerap konsument dalam pasar yang lam secara maksimal dengan
mengkedepankan produk dengan kualitas unggulan yang dimiliki.
Strategi manajer dan perusahaan
dan kaitannya dengan kuadran III
Pada
kuadran III (ST Strategi) strategi umum yang dilakukan oleh perusahaan dengan
menjadikan setiap kekuatan untuk menghadapi setiap ancaman dengan menciptakan
diversifikasi untuk menciptkan peluang.
Integrasi horisontal (Horizontal
Integration)
Mendapatkan
kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing (competitor).
Strategi
ini di gunakan ketika :
a)
meningkatkan
responden dapa setiap media sosil sebagai wadah atas kritik dan saran
b)
mengikuti
basar atau event
c)
memberikan
penawaran terhadap harga pada umumnya dengan memberikan garansi dan cara yang
berbeda bahan bakar.
Keterkaitannya dengan kuadran III
:
Dengan
menjaga hubungan dengan pelanggan di harapkan pelanggan akan puas bukan hanya
dengan produknya tetapi memiliki tingkat kepercayaan kepada pemilik usaha,
dengan kata lain pelanggan jika sudah yakin dan percaya dengan penjual maka
hubungan baik terjalin dan dapat di pastikan nantinya pelnggan akan balik dan
membeli produk kita.
Strategi manajer dan perusahaan
dan kaitannya dengan kuadranIV
Pada
kuadran IV (WT Strategi) strategi umum yang dapat dilakukan perusahaan adalah
dengan meminimumkan segala kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman.
Pengurangan
Penekanan
biaya produksi dan berfokus pada biaya yang evektif tetapi efektif dalam
meningkatkan penjualan dan vulume penjualan.
Sgtrategi
ini di gunakan ketika :
a)
fokus
pada pengembangan produk lama yang sering laku seperti premium.
b)
mengembangkan
produk yang banyak peminatnya.
c)
membuat
perencaan atas biaya produksi yang ecvektif untuk kepuaan konsumen.
Keterkaitannya dengan kuadran IV :
Dengan
berfokus pada produk yang diminati konsumen dengan perencanaan biaya efektif
tetapi mampu mendongkrak penjualan, perusahaan dapat menggunakan dana yang ada
untuk mengembangkan produk dengan inovasi-inovasi terbaru yang diharap kandapat
membuka peluang yang lebih besar untuk pertumbuhan PT. PERTAMINA.
Strategi Bisnis Unit (SBU)
Strategi
Bisnis Unit (SBU) yang diterapkan menciptakan variasi harga karena pertamina
memonopoli pasar. Strategi
bisnis unit (SBU) merapkan strategi cost leadership menekankan
pemroduksian produk-produk yang distandarisasi dengan biaya per unit yang
sangat rendah untuk para konsumen yang peka terhadap harga. Terdapat dua
strategi alternatif kepemimpinan biaya
1. Strategi biaya rendah (low-cost) yang
menawarkan produk atau jasa kepada konsumen pada harga terendah yang tersedia
di pasar.
2. Strategi
nilai terbaik (best-value) yang menawarkan produk atau jasa kepada
konsumen pada nilai harga terbaik yang tersedia di pasar.
ANALISA VALUE CHAIN DIFERENSIASI
Adanya kesesuaian
antara kemampuan perusahaan untuk menciptakan keunikan yg sesuai dg permintaan
para pelanggan.
1.
Menciptakan sebuah
analisa rantai nilai
·
Tingkat kebutuhan
pelanggan yang menyukai aroma yang berbeda
·
Menyediakan produk
yang sesuai dengan kebutuhan
2. Identifikasi faktor penentu diferensiasi
VALUE CHAIN PT. PERTAMINA (PERSERO)
Analisa value chain
diatas :
INTEGRATED SUPPLY CHAIN
Integrated
Supply Chain (ISC) memiliki tiga peran utama sebagai (1) Perencana &
Optimasi Terintegrasi, (2) Pengadaan/Penjualan (Niaga) & Komersial dan (3)
operasional suplai dan ekspor untuk memastikan keamanan suplai dan stok minyak
mentah, bahan bakar minyak dan LPG nasional dengan tetap mengedepankan
keekonomian.
Dalam menjalankan perannya, ISC memiliki tiga kapabilitas yaitu
:
Melaksanakan proses perencanaan dan optimasi untuk
hidrokarbon Hilir secara terintegrasi dan memastikan proses perencanaan
sesuai dengan target perusahaan. Selain itu juga memastikan optimasi inventori/
persediaan untuk minyak mentah dan produk kilang melalui penjadwalan suplai dan
distribusi
ISC mengelola minyak mentah yang dihasilkan oleh APH (anak
Perusahaan Hulu Pertamina) didalam dan diluar negeri, MMKBN (Minyak Mentah dan
Kondensat Bagian Negara) dan pembelian dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama
(KKKS). Disamping minyak mentah, ISC juga melakukan kegiatan impor, ekspor, dan
exchange untuk produk kilang
ISC mengelola serta memastikan suplai dan distribusi minyak
mentah dan produk kilang baik dari sisi kuantitas, kualitas,
dan jadwal dengan mempertimbangkan sarana fasilitas dan kondisi di terminal
muat dan bongkar di dalam maupun luar negeri.
Pergerakan
Harga Minyak Mentah
\SOP (Standard Operational Procedure) PT. Pertamina:
Konsumen dapat mengenali SPBU PASTI PAS! melalui beberapa cara
1. Lihat logo dan sertifikat PASTI PAS!: logo akan pada kantung kiri operator sedangkan sertifikat PASTI PAS! dapat dilihat dalam kantor SPBU
2. Rasakan pelayanan operator: operator akan mengucapkan selamat pagi/siang/malam, menunjukkan angka nol, dan mengucapkan terimakasih dengan ramah
3. Temukan melalui website ini: fungsi Lokasi SPBU menyediakan daftar SPBU PASTI PAS! lengkap dengan lokasi, foto, dan deskripsi singkat produk dan pelayanan yang tersedia
kurang lengkap
BalasHapus